Thursday, December 10, 2015

Pengendalian Hama Penggerek Batang Secara Terpadu Pada Tanaman Padi

Hama merupakan hewan atau binatang yang tidak kita hendaki keberadaannya di areal pertanaman yang diusahakan. Hama akan menggangu pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga akan menurunkan kualitas dan hasil panen. Bahkan beberapa jenis hama pada keadaan serangan tertentu (ledakan hama) dapat mengakibatkan gagal panen atau puso.

Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya ledakan hama yaitu perilaku petani itu sendiri yang menanam padi secara terus-menerus tanpa adanya rotasi tanaman. Keadaan tersebut akan menyediakan inang buat hama padi secara terus menerus tanpa terputus. Selain itu, penggunaan pestisida maupun insektisida kimia yang terus menerus dengan dosis yang tinggi dan tidak selektif disinyalir mengakibatkan punahnya musuh alami (predator) dari hama tersebut.

Di Indonesia hama penggerek batang padi merupakan hama utama tanaman padi Di Indonesia terdapat enam spesies yang terdiri dari lima famili Pyralidae dan satu spesies dari famili Noctuidae. Keenam spesies tersebut adalah penggerek batang padi kuning Scirpophaga incertulas Walker, penggerek batang padi putih Scirpophaga innotata, penggerek batang padi bergaris Chilo suppressalis Walker, penggerek batang padi kepala hitam Chilo polychrysus Meyrick, penggerek batang padi berkilat Chilo auricilius Dudgeon, dan penggerek batang padi merah jambu Sesamia inferens Walker.
Penggerek batang menyerang tanaman padi sejak di persemaian hingga tanaman pada stadia matang. Semua spesies penggerek batang melalui metamorfosa sempurna sehingga siklus hidupnya terdiri atas stadia telur, larva, pupa, dan dewasa atau imago. Larva merupakan stadia yang menggerek tanaman dan menimbulkan kerusakan. Imago bersifat nocturnal, yaitu aktif di malam hari dan disebut ngengat atau moth.

Semua spesies penggerek batang padi menjalani proses yang sama, yaitu telur diletakkan pada daun atau pelepah daun. Larva yang baru menetas dari telur, yaitu larva instar 1, bergerak ke dalam tanaman melalui celah antara pelepah dan batang dan menuju bagian tengah anakan padi. Sebagian larva mengeluarkan benang halus dan dipakai untuk bergelantung pada bagian ujung daun dan berayun-ayun sampai ke rumpun padi yang lain atau permukaan air.
Larva hidup dalam tanaman sampai instar ke-5 atau ke-6 larva, bergantung pada lingkungan dan larva pindah dari satu tunas ke tunas lainnya.

Spesies penggerek batang padi yang beradaptasi pada satu agroekosistem akan mejadi spesies yang dominan. Dari enam spesies penggerek batang yang ditemukan pada tanaman padi di Indonesia, empat di antaranya lebih dominan. Keempat spesies tersebut adalah penggerek batang padi kuning, penggerek batang padi putih, penggerek batang merah jambu, dan penggerek batang bergaris.
Gejala Serangan

Keberadaan hama ini dapat dilihat dengan adanya ngengat dilahan pertanaman dan larva di dalam batang padi yang terserang, dan kerusakan terjadi akibat larva merusak system pembuluh tanaman di dalam batang. Bagian yang diserang oleh hama penggerek batang ini yaitu batang padi dan pelepah daun. Pada saat menyerang ulat tersebut menembus pelepah daun dan menggerek jaringan pembuluh batang serta memakan bagian dalam batang, biasanya hama ini menggerek sampai bagian pangkal batang.
Gejala serangan yang terjadi pada saat fase vegetatif ditandai dengan pucuk tanaman padi menjadi layu, kering serta berwarna kuning kemerah-merahan, kemudian daun-daun yang lainnya mulai mongering dan akibatnya seluruh tanaman yang terserang akan mati, pada fase ini biasanya disebut sundep. Sedangkan serangan hama penggerek batang pada saat generatif disebut beluk. Serangan ini ditandai dengan malai yang dihasilkan berwarna putih, kering dan mati.

Pengendalaian
1. Tanam serentak untuk membatasi sumber makanan penggerek batang padi dan rotasi atau pergiliran tanaman.
2. Hindari penanaman pada bulan Desember-Januari, karena suhu, kelembaban, serta curah hujan pada saat itu sangat cocok bagi perkembangan penggerek batang.
3. Pengendalian Secara Fisik dan Mekanik
Bisa dilakukan dengan sanitasi lingkungan terhadap rumput dan atau tanaman inang lainnya, agar tidak menjadi sarang untuk hama penggerek batang. Selain itu, pada saat panen usahakan pemangkasan jerami sependek mungkun sekitar 10 cm agar jerami cepat busuk sehingga larva atau pupa mati. Sedangkan secara mekanik dapat dilakukan dengan mengumpulkan telur di persemaian dan dipertanaman untuk dimusnahkan.
4. Pengendalian secara hayati, misalnya pemanfaatan musuh alami/predator penggerek batang padi seperti laba-laba.

Pengendalian hama penggerek batang padi mengedepankan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Dalam hal ini pengendalian difokuskan pada hama sasaran dengan mempertimbangkan kelestarian ekosistem. PHT penggerek batang padi memerlukan bioekologi setiap spesies penggerek dan teknologi pengendalian sebagai komponen PHT. Penggunaan insektisida dalam PHT merupakan alternatif terakhir kalau komponen teknologi lainnya tidak efektif.

No comments:

Post a Comment